Ilustrasi minyak goreng - Photo by Ashwini Chaudhary on Unsplash
Dalam dunia ekonomi tentunya kamu pernah mendengat istilah supply & demand dimana 2 hal ini berkaitan erat dalam hal menentukan harga suatu entitas. Ketika supply (pasokan) lebih tinggi daripada demand (permintaan), maka dalam kondisi ini harga suatu entitas cenderung akan turun, begitu pula sebaliknya.
Keseimbangan pasar (market equilibrium) akan terjadi apabila jumlah pasokan entitas setara dengan jumlah permintaannya. Kondisi market equilibrium ini membentuk harga wajar untuk entitas yang diperjualbelikan, dimana harga tersebut tidak terlalu mahal dan juga tidak terlalu murah (sesuai dengan ekspektasi pasar).
Beberapa waktu sempat viral terkait pasokan minyak goreng di Indonesia habis sehingga spekulasi pun banyak bermunculan.
Selain keseimbangan pasar yang terbentuk secara alamiah, disini ada faktor lainnya lagi yang perlu kamu ketahui yaitu kebijakan pemerintah. Pemerintah memiliki kewenangan untuk menentukan harga suatu entitas dengan tingkat kewajaran tertentu.
Dalam hal ini pemerintah menurunkan harga minyak goreng yang mengakibatkan peningkatan jumlah permintaan yang cukup signifikan. Disini kita bisa melihat bahwa entitas minyak goreng ternyata memiliki elastisitas permintaan sempurna yang berarti pada harga tertentu jumlah yang diminta konsumen mencapai tidak terhingga atau berapa pun persediaan barang/jasa yang ada akan habis diminta oleh konsumen.
Foto stok minyak goreng di salah satu minimarket
Seperti yang kita ketahui, pada Tahun 2020 wabah virus Covid -19 tersebar ke seluruh negara di dunia, termasuk juga di Indonesia. Wabah ini memiliki dampak besar terhadap pelemahan perekonomian RI dan juga negara-negara lainnya. Pelemahan ekonomi berarti menurunnya daya beli masyarakat sehingga perputaran roda ekonomi juga ikut terkandas.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi wabah virus Covid 19 ini seperti program vaksinasi, relaksasi pajak serta bantuan langsung tunai (BLT) yang pemerintah berikan ke seluruh kalangan masyarakat yang membutuhkan, termasuk juga dengan kebijakan untuk menurunkan harga salah satu kebutuhan pokok masyarakat yaitu minyak goreng.
Tujuan utama pemerintah dalam hal menurunkan harga minyak goreng tidak lain untuk meningkatkan daya beli masyarakat sehingga roda perputaran ekonomi kembali berputar dengan normal.
Namun tidak lama setelah kebijakan tersebut dikeluarkan, stok minyak goreng dibeberapa mini-market pun langsung habis. Berbagai spekulasi bermunculan atas insiden kosongnya stok minyak, namun kita tidak membahas lebih panjang lagi terkait spekulasi tersebut.
Dampak yang dapat kita lihat dari penurunan harga minyak goreng yaitu daya beli masyarakat mulai meningkat untuk sektor ini, begitu pula dengan sektor lainnya yang mendapat relaksasi / insentif dari pemerintah. Dengan meningkatnya daya beli berarti perputaran ekonomi di Indonesia pun mulai menuju ke arah normal sehingga pertumbuhan ekonomi pun juga diharapkan bisa bertumbuh pesat.
Ilustrasi minyak goreng - Photo by RODNAE Productions from Pexels
Yuk manfaatkan momen pemulihan ekonomi dengan berinvestasi ke instrumen yang tepat yang kamu bisa temui melalui aplikasi Makmur. Mulai perjalanan investasimu bersama Makmur dan berikan ulasan terbaikmu.
Android : Play Store
IOS : App Store
Website : Makmur.id
Baca juga : Pengaruh Relaksasi Pajak Terhadap Ekonomi RI